Siapa yang tidak percaya diri jika memakai barang-barang bagus bermerek??
Tulisan ini merupakan ungkapan keprihatinan saya terhadap kejadian yang pernah saya alami sendiri beberapa saat yang lalu.
Suatu saat, saat saya naik KRL, saya melihat seorang wanita dengan style fashion yang sangat mumpuni. Yang ada dalam pikiran saya pastilah mbak itu adalah wanita pekerja. Dengan style Career woman, berdiri di dekat saya (maklum kondisi saat itu lumayan padat). Yang saya pikirkan saat itu adalah kagum. Kenapa kagum? Ya, karena style dia yang formal, namun dengan balutan pakaian trendi sehingga penampilannya sangat elegan dan terkesan pintar. Saya ingin menjadi seperti dia. (kapan ya saya seperti dia..batin saya hehehe..) Segeralah saya dengan diam-diam mengamati gerak-geriknya. Namun hal itu tidak berlangsung lama, ia terlebih dulu di stasiun sebelum saya. Selesai sudah pengamatan saya saat itu.
Turun dari kereta, yang saya pikirkan adalah hubungan kesan seseorang dengan barang-barang miliknya. Sangat berbanding lurus.
Kenapa saya beranggapan seperti itu, yang pertama, karena rata-rata orang akan lebih percaya diri atau bangga jika memakai barang-barang yang bagus dan tentu saja bermerek. Kedua, seringkali kesuksesan seseorang diukur dari barang-barang apa saja yang bisa ia miliki. Dan yang ketiga adalah merek atau barang dapat sekaligus menaikkan derajat dan martabat si empunya.
siapa yang tidak bangga jika mampu menenteng produk dengan logo ini?
Seperti contoh mbak pekerja di atas, semua orang pasti akan melihatnya sebagai wanita karier dengan gaya elegan kelas atas. Semua yang merasa biasa-biasa saja pasti akan merasa minder atau kagum atas penampilan dia. Namun ada satu hal yang membuat saya prihatin, apakah dengan barang-barang bagus dan bermerek, seseorang baru dapat dikagumi atau dipandang baik?
pasti akan semakin percaya diri dengan jam tangan merek ini
Kita lihat bagaimana orang dengan bangganya menggenggam iphone atau BBnya? Atau bagaimana senyum puas orang saat menggunakan pakaian brand Executive atau jam tangan Rolex? Atau bahkan bagaimana kita melihat mereka yang turun dari mobil-mobil dengan merek dunia dengan asumsi harga yang fantastis?
Sadar atau tidak kita berlomba-lomba untuk menjejalkan merek-merek tersebut sebagai alat untuk menaikkan derajat atau kasta kita? Memang, sebagai manusia, kita selalu ingin dipandang baik oleh orang lain, tetapi apakah dengan barang-barang bermerek dunia saja baru kita dapat dipandang baik?
Bagaimana jika pengemis memakai pakaian dengan merek-merek mahal? kastanya akan naik kah?
Bagaimana dengan mereka yang tidak bisa atau tidak mampu memiliki barang-barang bermerek tersebut?? Apakah berarti kasta mereka lebih rendah dari mereka ya??
Masih menjadi perenungan….
Oya, sekalian mau mengucapkan: SELAMAT HARI PAHLAWAN yaaa…
T.ia
Gambar: deswallpaper.blogspot.com, ontimeshoponline.blogspot.com,
apple-iphone-info-guides.blogspot.com, ogahrugi.com
25 komentar:
sebenernya bukan merk nya yang menaikkan kasta seseorang.
tapi manusianya yang menganggap kasta seseorang tinggi kalau menggunakan merk tertentu.
Betul apa yg dikatakn sobat di atas saya. Hanya presepsi saja.
Btw, kapan2 bahas artikel ttg perlengkapan cowok dong. Gimana cara memilih baju yg pas untuk cowok.
Terima kasih. :)
Setuju banget Mba, semoga semakin banyak manusia yang cerdas dalam mencermati hal ini.
Sukses selalu
Salam
Ejawantah's Blog
@kevin: hmmm... jadi kita selama ini seperti itu ya??? miris yaa?? diperbudak oleh merek...ckckk
@arif: yayayyaaa.... ntar ya mas arif... lagi disiapkan..hahahaa...
@ejawantah: terimakasih..... oya, makasih ya sudah mampir...
nice post....
Kalo mengikuti pendapat dari ahli psikologi Maslow, kebutuhan dasar manusia seperti harga diri, karena harga diri yg bermerk dpat menaikan lagi status seseorang terutama di masyarakat, termasuk memakai barang yg bermerk, jadi itu memang sudah typikal manusia.
@mamayindah jadi gimana dengan nasib manusia yang ekonominya menengah ke bawah? buat makan sehari" saja masarakat masih banyak yg ke susahan?hehehehe
@satria: trims udah mampir...
@mamaindah: hmmm... harga diri memang sudah segalanya sekarang ya??
Punya.Tia:
soal diperbudak oleh merk, itu tergantung masing-masing orang.
tidak semua orang diperbudak oleh merk.
Intinya , jangan pukul rata :)
@kevin: siiippp lah ommmm... hehee
btw, blog ente TOP deh... lagu2 jadulnya tambah dong..
saya sih yang penting nyaman dipake aja,bodo amat nga peduli sama merek... mampir ya : http://sehat-untuksemua.blogspot.com/..
Punya.Tia:
terima kasih buat pujiannya :)
ok, nanti lagu2 jadulnya bakalan ditambah terus kok, tante Tia :D
@rendy: oke deh...nanti saya mampir..
@kevin: hahaaaa...
@Punya.Tia iya sama-sama saya suka blog anda :D
Well, emang sih saya pun yang tergolong sudah bekerja tetap di lingkungan yang terlihat mapan, masih menilai beberapa orang disekeliling saya lebih terlihat 'Wah' daripada saya.
Berapa ya dalam sebulan pengeluarannya untuk perawatan, untuk gaya, apakah penghasilannya sebesar itu? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu yang tercipta dibenak saya. :)
Tapi tetep jadi diri sendiri aja lah ya it will be looks more beautifull :)
Kalo saya mah, Gpp gak gaya Yang Penting Punya Hati™ :)
he heheh blognya manis.......
saya lebih cinta kualiatas barang dibanding mereknya,kalau barang bagus dengan brand belum terkenal saya rela membelinya dengan ikhlas asal barang sesuai dengan kualitasnya,
kalau brand apel mah memang brand orang premium mba
@galuh: saya juga berpendapat sama mba... yg penting dalemnya..luarnya boleh bermerek, tapi kalo dalemnya sama2 busuk aduuuuhhh... langsung jatoh deh..hehee
@joujimbo: hmmm... trimaksih udh mampir..
@Andy: hmmm... stuju... kualitas bukan merek..hehe.. kasihan ya yg korban merek... *termasuk saya..hahha
desain rumah joglo
rumah Joglo murah
rumah Joglo murah
rumah Joglo murah
rumah Joglo murah
rumah Joglo murah
rumah Joglo murah
rumah Joglo murah
rumah Joglo murah
rumah Joglo murah
rumah Joglo murah
rumah Joglo murah
rumah Joglo murah
rumah Joglo murah
rumah Joglo murah
rumah Joglo murah
cream walet
Posting Komentar