Pages

Kalau Indonesia bisa, kenapa mesti Korea...

Apa yang langsung melintas di kepala kita jika ada orang yang menyebutkan kata Korea Selatan?? Yang pertama pasti K-Popnya. Seperti diketahui, Korean Wave sudah sangat mengental di Negara kita ini. Sampai-sampai setiap hari kita dimanjakan dengan hadirnya berbagai tayangan drama korea di salah satu stasiun televisi swasta. Belum lagi gelombang musik dan style Korea yang sudah sangat melekat di Indonesia. Demam Boyband dan fashion berbau korea juga sangat digandrungi semua kalangan di Negara ini.

Dengan pengaruh K-Pop yang ada, kebudayaan Korea Selatan juga sudah sangat mengnfeksi masyarakat Negara kita. Coba lihat, siapa yang tidak tahu bagaimana bentuk pakaian tradisional Korea (Hanbok) atau daerah-daerah wisata terkenal di Korea yang memiliki pemandangan alam yang memukai seperti yang ada di drama-drama korea? Atau berapa besar antusias masyarakat Indonesia yang ingin sekali dapat berbahasa Korea?

Satu hal yang menarik dengan adanya fenomena tersebut adalah bagaimana Korea Selatan dapat memperkenalkan negaranya, kebudayaan serta kehidupan masyarakatnya dengan menginfeksi dunia melalui K-Popnya. Mereka tidak dengan langsung memperkenalkan negaranya, tetapi dengan style fashion para artis Korea, kehidupan dan kebudayaan Korea di drama-drama Korea, serta bagaimana mereka dapat mengemas Korea Selatan menjadi sangat entertain dan menarik untuk diamati dan dikunjungi.

salah satu drama kerajaan Korea yang modern


Tidak salah atau keliru jika kita merupakan salah satu penggemar Korea, hanya bgaimana kita mengambil fenomena Korean wave menjadi hal yang positif di Indonesia, tetapi bukan berarti Korean Wave itu negative. Saya juga salah satu pecinta drama korea (bahkan aktif mengikuti serialnya di televisi) dan fans berat SuJu dan SNSD, namun ada hal yang mengganjal yaitu, apa yang dapat kita serap dari adanya fenomena Korean Wave?

Sebenarnya Indonesia dan Korea memiliki banyak persamaan. Dari background negara yang dahulu kerajaan, menjadi sebuah Republik. Sama-sama pernah mengalami masa penjajahan. Indonesia dijajah Belanda dan Korea Selatan mengalami masa suram saat dijajah Jepang dan juga saat meletusnya perang saudara dengan Korea Utara. Tetapi Korea Selatan dapat bangkit dan hasilnya seperti sekarang ini, terkenal menjadi Negara produsen kendaraan dan elektronik serta sekarang dengan K-Popnya.
Saya juga tidak mendeskreditkan Indonesia, bagaimanapun saya orang Indonesia asli. Dan saya berusaha membuat tulisan ini untuk berusaha membuka mata masyarakat Indonesia demi bangsa dan Negara yang lebih maju lagi. 

 Hanbok, pakaian tradisional Korea yang sudah mendunia

Tidak usah jauh-jauh, dari drama Korea saja, kita dapat mengadaptasi bagaimana Korea Selatan dengan apik membuat drama korea yang menarik dan juga stylish. Banyak varian yang ada, dari yang modern seperti percintaan di perusahaan atau kebudayaan kerajaannya banyak diangkat menjadi kisah drama yang menarik. Lihat saja, kisah Jang Geum atau Queen Seon Deok yang sangat diminati di Indonesia. Kita ingat bagaimana dulu saat jaman sekolah, di kelas sejarah Indonesia, banyak sekali kisah yang terjadi di jaman kerajaan. Dari percintaan hingga kepahlawanan. Semuanya itu dapat menjadi aset ide yang sangat menarik untuk dibuat dramanya. Dari situ kita dapat mengadaptasi cara Korea Selatan dalam memperkenalkan kebudayaan dan kehidupan masyarakatnya. 

Saya yakin banyak sekali cerita raktyat seperti Jang Geum di Indonesia atau kisah skandal percintaan yang terjadi di Kerajaan. Tetapi kenapa belum ada satu pun yang mau mengemasnya ke dalam sebuah tontonan drama yang menarik. Isi dramanya pun tidak terlalu berat, dan kadang diselingi dengan humor dan modern seperti Princess Hours sehingga tidak terkesan kolot dan membosankan.


Kita dapat memperlihatkan keragaman batik atau wayang atau juga kebudayaan Indonesia yang berbeda dari Sabang sampai Merauke. Semuanya itu dapat menjadi aset ide bagi drama-drama kita. Kerajaan di Jawa pasti sangat berbeda dengan di Kalimantan. Kehidupan masyarakat di Aceh pasti berbeda dengan yang di Papua. Hanya kreatifitas ide cerita yang diperlukan untuk mengangkatnya dalam sebuah drama-drama pecintaan atau persahabatan. Tidak usah terlalu berat, model percintaan orang Jawa dan Papua pastilah berbeda. Iya tidak??
kisah pembatik yang diselingi percintaan dan humor mungkin akan sangat dtunggu

Jujur, saya sedikit kecewa dengan pertelevisian di Indonesia. Khususnya FTV. Penayangan FTV diharapkan dapat menjadi angin segar selain Sinetron Indonesia yang terkenal dengan stereotypenya yang .. (semua juga sudah tahu kan..^^) namun malah dengan sengaja menjiplak (total) serial drama Korea. Memang semuanya serba instan, jiplak dan hanya mengubah nama orang dan tempat, tetapi apa maknanya. Daripada membuang-buang uang untuk memproduksi film-film setan yang tidak berbobot dan berbau seksualitas, kenapa tidak diganti dengan membuat FTV atau film atau bahkan Sinetron yang lebih berbobot. Dan satu lagi, tidak ada penambahan episode karena rating yang bagus agar pesan yang ingin dicapai tidak menjadi bias.

Semoga tulisan ini menjadi referensi menarik bagi yang membaca. Hidup Indonesia dan Korea yaa… Jangan sampai malah jadi musuhan karena tulisan ini…

Terimakasih sudah membaca…^^



T.ia


1 komentar:

LAGIGA TRIEAWAN mengatakan...

hmmmm

Posting Komentar